Sabtu, 25 Februari 2023, Program Studi Farmasi ITERA mengadakan Studium Generale dengan topik Imunofarmakologi. Terdapat antusiasme yang tinggi terhadap kuliah umum ini, dimana 665 peserta melakukan pendaftaran serta mengikuti kuliah secara daring melalui zoom dan youtube. Hal ini diungkap Dewi Damayanti Abdul Karim, M.S.Farm selaku Dosen Penanggung Jawab Studium Generale dari Program Studi Farmasi.
Studium Generale merupakan mata kuliah wajib ITERA yang berisi seminar/webinar yang mengangkat topik ilmiah yang sedang hangat di tengah masyarakat serta terkait dengan perkuliahan yang sedang ditempuh oleh mahasiswa ITERA. Pada periode ini, Studium Generale Farmasi mengusung tema “Pengembangan Obat Bahan Alam Sebagai Imunomodulator Dalam Pencegahan Dan Pengobatan Infeksi Virus” yang dilatarbelakangi oleh kasus pandemi virus yang terjadi pada 2 tahun belakangan ini.
Acara Studium Generale ini dibuka oleh Ketua Jurusan Sains Dr. Ikah Ning P Permanasari, M.Si. Dalam sambutannya, Dr. Ikah mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para Narasumber yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu yang bermanfaa. Beliau juga mengucapkan apresiasinya kepada Program Studi Farmasi khususnya kepada Koordinator Program Studi Farmasi Dr.apt.Syaikhul Aziz, S.Far., M.Si, karena telah memperkenalkan farmasi ITERA melalui Studium Generale dengan baik, terbukti dengan banyaknya peminat pada webinar ini. Beliau secara khusus juga berharap akan terjalinnya kerjasama dan kolaborasi antara ITERA dengan Universitas Gadjah Mada dan Universitas Ahmad Dahlan, yang merupakan institusi besar di mana kedua pemateri berasal. Melalui sambutannya, Dr. Ikah kemudian mengatakan harapannya agar Prodi Farmasi tetap semangat dalam membagi ilmu dan juga memberikan kebermanfaatan melalui program-program yang berkualitas salah satunya adalah melalui Studium Generale ini.
Pemateri pada sesi pertama webinar ini adalah apt. Dyaningtyas Dewi Pamungkas Putri, M.Sc, Ph.D yang merupakan Dosen Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM. Pada materinya, beliau menyampaikan komponenp-komponen dalam sistem imun, aktivitas komponen system imun tersebut, serta respon tubuh terhadap infeksi virus. Secara khusus, beliau memaparkan dengan jelas proses pengenalan virus oleh system imun yang melibatkan reseptor pengenal pola atau Pattern Recognition Receptor (PRR) seperti Toll Like Receptors (TLR) dan Cyclic GMP-AMP Synthase (cGAS).
Seperti yang diketahui, apt. Dyaningtyas Dewi Pamungkas Putri, M.Sc, Ph.D meraih gelar doktoralnya dari Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang yang memang memiliki ketertarikan dalam bidang imunologi, sehingga ini yang mendasari alasan mengapa pada webinar pagi tadi, beliau diminta secara khusus untuk membawakan materi tersebut.

Pada sesi kedua, Dr. Kintoko, S.F., M.Sc.,apt yang merupakan Dosen dari Universitas Ahmad Dahlan memberikan materi mengenai Peran Imunofarmakologi dalam Pengembangan Imunomodulator Bahan Alam. Dr. Kintoko meraih gelar doktoralnya dari Guangxi Medical University, Cina yang memang berfokus pada pengembangan bahan alam sebagai sediaan farmasi. Beliau juga diketahui sebagai Direktur dari CV Naturonal Creatama Indonesia. Pada sesi kedua ini, beliau menyampaikan bahwa semua tumbuhan yang memiliki antioksidan memiliki potensi sebagai imunomodulator sehingga berharap para peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa farmasi ITERA terus mempelajari dan meneliti kemampuan imunomodulator senyawa bahan alam yang penting dalam menjaga ketahanan tubuh dari infeksi patogen, seperti virus.

Peserta sangat antusias dalam mengikuti webinar dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada kedua pembicara. Hal ini semakin memotivasi Program Studi Farmasi ITERA untuk merencakan program-program berkualitas lainnya. Harapannya, kegiatan webinar ini memberikan banyak wawasan kepada semua peserta agar bisa memahami mengapa virus bisa masuk ke dalam tubuh dan bagaimana cara mengobatinya. Sebagai penutup, Program Studi Farmasi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang berpartisipasi pada webinar kali ini, utamanya untuk narasumber yang sudah memberikan banyak insight baru.