Sabtu, 24 Februari 2024, Program Studi Farmasi ITERA sukses menggelar Studium Generale dengan tema “Depresi & Ansietas : Kenali, Cegah, dan Tatalaksananya”. Acara ini dihadiri oleh 300 peserta dan diselenggarakan secara daring melalui Zoom Clouds Meeting. Acara ini merupakan bagian dari mata kuliah wajib farmasi yang diselenggarakan rutin pada setiap semesternya.
Seminar ini dibuka oleh Dekan Fakultas Sains, Dr. Ikah Ning P Permanasari, M.Si, yang menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan Studium Generale kali ini karena tingginya peminat webinar. Beliau juga menambahkan bahwa tema yang diusung kali ini merupakan tema yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena tingginya beban yang dihadapi, mencakup padatnya waktu belajar, berorganisasi, dan kuliah, yang mungkin saja mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa dalam menjalaninya. Terlebih, mahasiswa, khususnya yang sedang dalam tahap penyelesaian tugas akhir kerap mengalami kemunduran motivasi sehingga menghambat penyelesaian studi.
Setelah adanya sambutan dan pembukaan resmi oleh Dekan Fakultas Sains, Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber seminar yang dipandu langsung oleh Dosen Farmasi ITERA, apt. Nurul Irna Windari, M.Clin. Pharm selaku moderator.
Materi yang pertama disampaikan oleh Fitri Yanti Herlinda Sari, M.Psi, yang merupakan Psikolog Klinis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung). Pada sesi pertama ini, disampaikan berbagai gejala gangguan mental yang terkait masing-masing jenis penyakit mental. Beliau juga menjelaskan bahwa stres tidak selalu merupakan gejala dari depresi. Kondisi stres bisa dikatakan depresi jika gejala kehilangan minat, kehabisan energi, kurang nafsu makan, serta munculnya keinginan bunuh diri yang dirasakan selama 2 minggu atau lebih. Penegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan dengan hati-hati dan cermat oleh ahli kesehatan jiwa yang berwenang melakukan penegakkan diagnosis.
Dalam menangani stress, mahasiswa diminta untuk mengenali diri masing-masing kemudian memikirkan makanan, hobi atau kegiatan favorit sebagai pelampiasan rasa stress. Jika stress terus menerus datang dan sulit dikendalikan, individu tersebut harus berani datang ke ahli.
Ibu Fitri kemudian melanjutkan bahwa peserta harus mampu membedakan depresi dan ansietas. Kondisi depresi adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan emosi yang sangat jauh ke arah negative sedangkan ansietas adalah rasa cemas atau takut yang hadir karena adanya trauma atas kejadian di masa lalu. Depresi dan ansietas dapat diukur diantaranya menggunakan instrumen DASS. Skrining dengan instrumen DASS memberikan wawasan tentang keberadaan dan dampak gejala stres dan faktor lingkungan potensial terhadap status emosional pasien secara keseluruhan. Meski begitu, DASS bukan merupakan penegak diagnosa melainkan bersifat sebagai data pelengkap saja. DASS dapat diisi oleh pasien langsung atau dibantu oleh orang sekitarnya.
Apoteker juga memiliki peran yang sangat penting dalam penangan penyakit mental. Pada Sesi kedua webinar, Apoteker Klinis di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang, apt. Hendik Riawan, M.Clin. Pharm, memberikan pemaparan mengenai pelayanan kefarmasian dalam penanganan penyakit mental. Beliau memberikan pemaparan mengenai tatalaksana yang disesuaikan pada gejala masing-masing pasien serta waktu yang tepat dalam memulai terapi. Apoteker Hendik juga mengajak peserta untuk mengenali kondisi mental masing-masing dengan dikarenakan banyaknya individu yang tidak sadar akan penyakit mental atau bahkan denial dengan kondisinya karena merasa sehat. Apoteker Hendik memberikan satu tips sederhana dalam melakukan pengenalan ini, yaitu dengan menilai status whatsapp atau sosial media dalam beberapa hari terakhir.
Apoteker Hendik juga melanjutkan bahwa minimnya pengetahuan individu terhadap pentingnya mencegah dan mengobati penyakit mental dini membuat individu bisa saja menderita lebih lama. Sehingga beliau juga memberikan pengetahuan obat-obatan yang banyak digunakan dalam kasus-kasus depresi dan ansietas dan menjelaskan bahaya jika digunakan dengan tidak tepat atau tidak patuh.
Di akhir, Apoteker Hendik berpesan untuk terus mengenali diri sendiri, datang ke ahlinya jika merasa ada yang aneh dengan perasaan pribadi masing-masing, serta memiliki support system yang membantu pengobatan sampai tuntas dan patuh demi meringankan gejala yang mungkin tidak menyenangkan.
Sebagai penutup, Dekan Fakultas Sains, Dr. Ikah Ning P Permanasari, M.Si menyampaikan harapannya bahwa Studium Generale ini dapat memotivasi mahasiswa farmasi ITERA dalam layanan kefarmasian untuk kesehatan mental, serta untuk melakukan penelitian guna pengembangan obat antidepresan terutama dengan memanfaatkan bahan alam.